Minggu, 01 Agustus 2010

PENGERTIAN ILMU SECARA BAHASA DAN SYAR’I


Pengertian ilmu secara etiomologi adalah mengetahui sesuatu sebagaimana adanya. Tentunya dalam perngertian diatas pembaca dapat menafsirkan bahwa ilmu merupakan informasi yang di ketahui seseorang terhadap sesuatu. Dalam hal ini manusia memiliki akal sebagai potensi untuk memahami ilmu dan mengembangkan ilmu. Akal yang telah dididik dengan baik tentu akan memiliki ilmu yang lebih baik.
Adapaun cara-cara yang dilakukan manusia untuk mengembangkan ilmu yaitu dengan cara melakukan penelitian ilmiah yang pada akhirnya akan mengahasilkan konklusi yang tentu saja tidak mutlak, karna terdapat batasan kemampuan akal manusia untuk mengkaji seuruh ilmu yang ada di alam semesta.


Maka dari itulah Allah SWT telah menurunkan Al-Qur’an sebagai kitab yang sempurna dalam objek kajiannya. Adapun tugas Al-Qur’an adalah untuk meluruskan fitrah manusia agar tidak menyeleweng dan rusak, membenarkan sistem yang dipakai supaya manusia bisa dengan leluasa mengeksploitasi energi-energi yang di anugerahkan kepadanya, dan membekalinya dengan gambaran umum tentang tabiat alam semesta.

Menurut syar’i ilmu adalah dalil-dalil (Al-Qur’an dan sunah) yang merupakan kebenaran yang mutlak terutama bagi manusia yang mengimani nya.
Adapun beberapa atsar yang menunjukkan tentang penjelasan ilmu:
Berkata Abdullah bin Umar ra : ilmu itu ada tiga. Kitab yang berbicara (Al-Qur’an), sunah yang berlaku, dan perkataan saya tidak tahu.
Berkata Imam Asy Syafi’i : Semua ilmu selain Al-Qur’an menyibukkan, ilmu itu yang terdapat di dalamnya “Qala” dan “Haddatsana”.
Berkata ibnul Qayyim : ilmu itu adalah Allah berfirman, rasul bersabda dan para sahabat berkata.

Ilmu syar’i merupakan sesuatu yang sangat berharga. Banyangkan jika manusia tidak memiliki ilmu maka tidak ada bedanya manusia dengan binatang. Mempunyai akal namun tidak dapat di gunakan. Namun kondisi dilapangan yang sekarang terjadi, ilmu tidak hanya menyelamatkan manusia tapi dapat menjadi sumber bencana dan kehancuran bagi kelangsungan kehidupan di bumi.

Bagi seorang muslim ilmu yang hakiki adalah Al-Quran dan sunah. Allah SWT telah menjelaskan bahwa akan mngangkat beberapa derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Karena selain akal manusia memiliki hawa nafsu yang bisa menjadikan ilmu itu sebagai senjata yang berbahaya.

Kenyataan yang terjadi sekarang di tengah-tengah umat adalah kebanyakan dari mereka menjauh dari pentunjuk Allah SWT (Al-Qur’an dan Sunah). Bahkan ada juga yang menolak kebenaran ilmu yang ada dalam Al-Quran dan Sunah, mereka adalah orang-orang yang paling hina dan merugi baik didunia dan di akhirat kelak. Di zaman ini kaum muslimin juga banyak yang terjebak dalam memahami ilmu, sehinga ada kesenjangan yang lebar antara manusia dan Al-Qur’an selama manusia belum membanyangkan di benaknya dan menghadirkan di dalam visi-nya bahwa Al-Qur’an ditujukan kepada suatu umat yang hidup yang punya eksistensi hakiki. Ditujukan untuk menghadapi peristiwa-peristiwa real dalam kehidupan umat, diturunkan untuk menjawab tantangan kehidupan manusia yang real di muka bumi.
Tingkatan ilmu dalam islam :
1. ilmu
2. dzan
3. saq
4. jahal
5. jahlul mungkarap

oleh karena itu penulis ingin mengajak kepada pembaca untuk kembali kepada Al-Quran dan Sunah.
Ingatlah wahai kaum muslimin menuntut ilmu itu hukumnya fardhu ain.
Sebagaimana hadis rasul SAW dari Anas bin Malik. Rasul SAW bersabda “Menuntut Ilmu fardhu bagi setiap Muslim”.